PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK DENGAN METODE GORDON GROWTH MODEL

Minggu, 29 Mei 2011


PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK DENGAN METODE GORDON GROWTH MODEL
BUDI ERIANDA
 eriandabudi@yahoo.com

Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
Jalan Margonda Raya No.100, Depok 16424, Jawa Barat
Telp +62 – 21- 78881112 ext. 234 email : mediacenter@gunadarma.ac.id

Abstrak
Investasi di pasar modal memiliki risiko yang tinggi oleh karena itu investor harus terus mempertajam ilmu investasinya. Valuasi merupakan metode untuk mengetahui besanya harga wajar saham yang diperdagangkan di pasar modal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui harga wajar saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan metode Gordon Growth Model. Peneliti menggunakan alat analisis model pertumbuhan gordon untuk mengetahui nilai wajar saham. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan menghitung estimasi pertumbuhan, cost of equity dan value of equity. harga wajar saham PT. Telekomunikasi dengan pendekatan Gordon Growth Model sebesar Rp9.750/lembar saham dengan asumsi pertumbuhan sebesar 10,4% dan cost of equity sebesar 13,75% dengan keputusan investasi yaitu buy untuk investor yang belum memiliki saham dan hold untuk investor yang telah memiliki saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Kata Kunci : saham, Harga Wajar Saham, Gordon Growth Model, Keputusan investasi, PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

PENDAHULUAN
            Bursa Efek Indonesia telah mencatatkan kinerja yang baik pada tahun 2009 dengan menjadi bursa dengan penguatan yang tajam dengan penguatan sebesar 86,98%. Indeks Harga Saham Gabungan berada pada posisi terendah selama tahun 2009, berada pada posisi 1.256,109 dan terjadi pada 2 Maret 2009. Nilai kapitalisasi pasar di BEI pada akhir perdagangan 2009, jika dibandingkan dengan akhir perdagangan tahun sebelumnya, naik 87,59%, yakni dari Rp1.076,50 triliun pada akhir perdagangan tahun 2008 menjadi Rp2.019,38 triliun pada akhir perdagangan tahun 2009. Sejalan hal tersebut, kontribusi pasar modal Inondesia terhadap GDP naik dari 21,72% di tahun 2008 menjadi 35,97% di tahun 2009. Hal tersebut mencerminkan bahwa pasar modal Indonesia telah berkembang seiring berjalannya waktu
            Investasi melalui instrument pasar modal yaitu saham dapat memberikan keuntungan (kerugian) berupa capital gain (loss) dan dividen. Namun, saham juga mengandung risiko kemungkinan untuk tidak dibayarkan dividennya karena pembayaran dividen merupakan suatu kebijakan perusahaan. Dividen merupakan aliran kas berupa imbalan yang dibayarkan perusahaan / emiten kepada para pemegang saham / investo. Persentase dari pendapatan yang akan dibagikan kepada pemegang saham (sebagai cash dividend) disebut dividend payout ratio. Dalam penentuan kebijakan dividen ini, perusahaan sebenarnya mengahadapi suatu trade off. Hal ini terjadi karena berhubungan dengan penentuan pembagian pendapatan antara penggunaan pendapatan itu untuk dibayarkan sebagai dividen (kepada pemegang saham) atau digunakan untuk pertumbuhan (oleh perusahaan) sebagai laba ditahan.
            Model penilaian yang telah banyak dikembangkan oleh para analis membantu investor untuk dapat menentukan keputusan investasi yang akan diambil. Model penilain yang tertua dan salah satu yang termudah diaplikasikan adalah model pertumbuhan Gordon dengan mendiskontokan dividen yang didapatkan. Valuasi menggunakan arus kas berupa dividen sangat cocok untuk perusahaan – perusahaan yang telah stabil. Hasil dari valuasi harga saham akan digunakan oleh para investor untuk pengambilan keputusan investasi.
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (selanjutnya akan disebut dengan TELKOM) adalah perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi di Indonesia. TELKOM merupakan penyedia utama layanan telekomunikasi di Indonesia, menyediakan lokal dan layanan telepon jarak jauh.TELKOM adalah perusahaan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. TELKOM merupakan salah satu perusahaan yang menjadi motor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. Kinerja saham TELKOM cenderung menurun ketika tahun 2009 dan mulai kembali mengalami kenaikan pada tahun 2010 dan kembali mengalami penurunan pada kuatral akhir tahun 2010 dan awal 2011.
            Berdasarkan latar belakang tersebut penulis, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian ini yaitu, “Penentuan Harga Wajar Saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, dengan Metode Gordon Growth Model untuk Keputusan Investasi.

Tujuan Penelitian
            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui harga wajar saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan menggunakan metode Gordon Growth Model dan keputusan investasi yang harus diambil oleh investor untuk berinvestasi di saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian
            Penelitian ini akan melakuakan valuasi saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, dengan menggunakan Gordon Growth Model. Hasil dari valuasi tersebut kemudian akan dibandingkan dengan harga pasar saham untuk pengambilan keputusan investor.

Sumber Data Penelitian
            Sumber data penelitian ini adalah data laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, yaitu laporan keuangan tahun 2006 sampai tahun 2010. Data lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah beta perusahaan, risk free dan risk country. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang dikumpulkan dari situs resmi Bursa Efek Indonesia dan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Model Analisis
            Penelitian ini menggunakan Gordon Growth Model yang kemudian dibandingkan dengan nilai saham pada tanggal 20 Mei 2011. Gordon growth model (Gordon, 1962) yang mengasumsikan bahwa dividen meningkat pada tingkat yang konsisten untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Penyederhanaan faktor dari asusmsi constant growth bahawa tingkat pertumbuhan dapat ditujukan per periode dengan cara yang sama seperti pada required return.
          
Kemudian dipadatkan lagi menjadi

           
Dimana :
Vo       = Fundamental Value               D1           =  Dividen yang diharapkan
Do       = Dividen yang dibayarkan      r           = required return on equity
g          = dividend growth rate
            perhitungan required return on equity menggunakan pendekatan Capital Assets Pricing Model dengan menggunakan formula sebagai berikut :
r  =  Riskless Rate + Beta (Risk Premium)
Dimana :
r                       = required rate on equity
Riskless rate     = tingkat imbal hasil bebas risiko
Beta                 = tingkat sensitif pergerakan harga saham terhadap Indeks
Risk Premium  = tingkat pengembalian aset berisiko
perhitungan growth dengan menggunakan formula sebagai berikut :
g  =  retention ratio x ROE
g  =  (1 – DPO) x ROE
Dimana :
g          = growth
ROE     = Return on Equity
DPO     = Dividend payout Ratio

Keputusan Investasi
            Pengambilan keputusan investasi pada saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dilakukan dengan membandingkan harga wajar saham yang telah dihitung menggunakan Gordon Growth Model terhadap harga pasar saham tersebut.
a.       Apabila harga pasar saham lebih kecil dari harga wajar saham, maka saham tersebut bersifat undervalued dan layak untuk dibeli (buy) oleh investor yang belum memiliki saham tersebut
b.      Jika harga pasar saham sama dengan harga wajar saham, maka para investor yang sudah memiliki saham tersebut dianjurkan untuk menahan (hold) saham tersebut guna mengharapkan keuntungan (Capital Gain) dari perkembangan harga saham yang akan meningkat.
c.       Jika harga pasar saham lebih besar dari harga wajar saham, maka saham tersebut bersifat overvalued dah tidak layak untuk dibeli (buy) oleh investor yang belum memiliki saham tersebut, serta layak untuk dijual (sell) oleh investor yang sudah memiliki saham tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Table 1
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Ikhisar Laporan Keuangan
31 Desember 2010
Dalam Miliar Rupiah

Laporan Rugi Laba
                Tahun berakhir 31 Desember
2006
2007
2008
2009
2010
Jumlah Pendapatan Usaha
54.748
62.683
64.166
67.678
68.629
Jumlah Beban Usaha
32.980
36.093
41.729
44.890
46.138
EBITDA
31.902
37.200
34.770
36.762
37.102
Laba Usaha
21.768
26.590
22.437
22.788
22.491
(Beban) penghasilan lain-lain bersih
258
(721)
(2.038)
(341)
(1.075)
Laba Sebelum Pajak
22.026
25.869
20.399
22.447
21.416
Laba Bersih
11.029
13.043
10.672
11.399
11.537
Laba bersih per saham (EPS)
548
653
540
580
587
Deviden
303,21
455,87
296,94
288,06
295,84
ROE (%)
40,2
39.2
31.5
29.5
26.0
Payout Ratio (%)
55
55
70
55
55
Sumber : Annual Report PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk 2010

Analisis dan Pembahasan

Required Rate on Equity
            Gordon growth model merupakan perhitungan keuangan yang digunakan oleh investor dalam melakukan valuasi nilai perusahaan go public. Pemegang saham sebagai investor sangat berkepentingan atas valuasi nilai instristik suatu perusahaan.Perhitungan harga wajar saham menggunakan metode Gordon growth model diperlukan 3 langkah yang harus dilakukan yaitu menghitung Cost of equity dengan pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM), Estimasi Pertumbuhandan value of equity per share.
Cost of equity merupakan tingkat pengembalian yang disyaratkan oleh investor sebagai konsekuensi atas investasi pada saham perusahaan. Pendekatan cost of equity yang digunakan oleh penulis adalah Capital Asset Pricing Model (CAPM) yang menjadi tingkat diskonto dalam perhitungan harga wajar saham menggunakan metode Gordon growth model.

r  =  Riskless Rate + Beta (Risk Premium)
r  =  6,75% + 0,767(9,13%)  = 0,1375 atau 13,75%

            cost of equity yang dignakan dalam valuasi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebesar 13,75% yang artinya investor menyaratla pengembalian sebesar 13,75% dari investasi pada saham persahaan.

Growth
            Salah satu bagian penting ketika seorang analis/investor melakukan valuasi adalah menentukan tingkat pertumbuhan yang dipergunakan sebagai dasar untuk memproyeksikan revenue dan earnings.Estimasi pertumbuhan digunakan untuk menjaga agar petumbuhan deviden yang diterima sesuai dengan estimasi. Estimasi pertumbuhan yang sangat sensitive karena jika salah mengestimasi pertumbuhan harga wajar saham tersebut tidak akan sesuai atau jauh dari harga pasar. Dalam  penulis mengasumsikan payout ratio untuk tahun berikutnya sebesar 60% dari laba bersih. Asumsi payout ratio untuk tahun berikutnya sebesar 60% didasarkan pada rata-rata payout selama lima tahun sebelumnya.  Estimasi pertumbuhan dapat dihitung sebagai berikut:

g  =  retention ratio x ROE
g  =  (1 – DPO) x ROE
g  = (1 – 0,60) x 26%
    =  0.104 atau 10,4%

            Expected growth rate yang didapat dari perhitungan tersebut 0,104 atau 10,4%. Pertumbuhan sebesar 10,4% berarti PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk akan menghasilkan pertumbuhan sebesar 10,4% setiap tahunnya.

Value of Equity
            Value of equity merupakan alat analisis yang digunakan untuk menghitung harga wajar saham perusahaan. Value of equity terdiri dari tiga unsure yaitu dividend per share, cost of equity dan expected growth rate. Perhitungan value of equity sebagai berikut :


Vo = 295,84 x (1+10,4%) = 295,84 x 1,104
        (13,75% - 10,4%)     = 13,75% - 10,4%
     = 326,60736
            3,35%
     = Rp9.749,47 dibulatkan Rp9.750/lembar saham
            Harga wajar saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan menggunakan metode Gordon Growth Model adalah sebesar Rp9750/lembar saham. Estimasi harga saham tersebut untuk tahun 2011. Harga wajar sebesar Rp9.750/lembar saham tersebut dengan asumsi tingkat pertumbuhan sebesar 10,4% dan cost of equity sebesar 13,75%.
            Keputusan investasi yang pada saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya memerlukan perbandingan antara harga wajar dari perhitungan gordon growth model terhadap harga pasar saham.

Table 2
Perbandingan Harga Wajar Saham dengan Harga Pasar Saham
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Harga Wajar Saham
Harga Pasar Saham
20 Mei 2011
Hasil Perbandingan
Rp. 9.750
Rp. 7600
Undervalued
Sumber  : data diolah tahun 2011

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
            Berdasarkan hasil penelitian dan pembasahan sebelumnya, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.      Berdasarkan perhitungan harga wajar saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk menggunakan metode Gordon Growth Model didapati harga wajar saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebesar Rp. 9.750 per lembar saham.
2.      Berdasarkan perbandingan antara harga wajar saham dengan harga pasar saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk per tanggal 20 Mei 2011 menunjukan harga saham PT. Telekomunikasi, Tbk bersifat undervalued yang artinya harga wajar saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dihargai terlalu murah dari harga wajar saham tersebut. Oleh karena itu, saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk layak untuk dibeli (buy) oleh calon investor dan layak ditahan (hold) untuk investor yang telah memiliki saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Saran
            Peneliti menyadari adanya kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut :
1.      Model valuasi saham tidak hanya dengan gordon growth model namun, model valuasi yang lain dapat digunakan untuk lebih mencerminkan harga wajar saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. penulis menyarankan untuk membandingkan hasil penelitian ini dengan model free cash flow to equity yang mencerminkan seluruh aliran kas bersih kepada pemegang saham yang bukan hanya berupa dividen.
2.      Instrumen cost of equity yaitu beta perusahaan sebaikanya dihitung dengan model regresi dengan membandingkan pergerakan harga saham PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dengan Indeks Harga Saham Gabungan dalam periode penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Asnawi, Said Kelana dan Chandra. 2010. Pengantar Valuasi. Jakarta : Salemba Empat.
Basyar, Fahmi. 2010. Seminar Penulisan Ilmiah : Menilai Harga Wajar Saham PT. Alam Sutera Realty, Tbk Menggunakan Metode Discounted Cash Flow. Jakarta : Universitas Gundarma.
Damodaran, Aswth. 2006. Damodaran On Valuation : Security Analysis for Investment and Corporate Finance – second edition. New Jersey : Wiley Finance.
Graham, Benjamin. 2003.  The Intelligent Investor. New York : HarperCollins.
Hagstrom. Robert G. 2010. The Warren Buffet Portofolio. Jakarta : Daras Books.
Mardiana, Dian. 2009. Analisis Nilai Harga Saham Perdana PT. Bank DKI. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Tambunan, Andy Porman. 2007. Menilai Harga Wajar Saham. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Walsh, Ciaran. 2003. Key Management Ratio edisi ketiga. Jakarta : Erlangga.
Wijaya, Chandra dan Nurdessy Nirmala. 2007 “Perbandingan Model Valuasi Harga Saham Pengujian Empiris Pada Saham Yang Terdaftar di BEJ Tahun 2004” Jurnal TEPAK Manajerial Margister Manajemen UNRI vol 7. No.7 Maret 2007.